- Home >
- KONSEPSI DASAR SOSIOLOGI SASTRA
Posted by : Jck
Minggu, 20 Oktober 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sosiologi sastra sebagai suatu jenis pendekatan
terhadap sastra memiliki paradigma dengan asumsi dan implikasi epistemologis
yang berbeda daripada yang telah digariskan oleh teori sastra berdasarkan
prinsip otonomi sastra. Penelitian-penelitian sosiologi sastra menghasilkan
pandangan bahwa karya sastra adalah ekspresi dan bagian dari masyarakat, dan
dengan demikian memiliki keterkaitan resiprokal dengan jaringan-jaringan sistem
dan nilai dalam masyarakat tersebut (Soemanto, 1993; Levin, 1973:56). Sebagai
suatu bidang teori, maka sosiologi sastra dituntut memenuhi
persyaratan-persyaratan keilmuan dalam menangani objek sasarannya.
Konsep sosiologi sastra didasarkan pada dalil bahwa karya sastra ditulis oleh
seorang pengarang, dan pengarang merupakan a salient being, makhluk
yang mengalami sensasi-sensasi dalam kehidupan empirik masyarakatnya. Dengan
demikian, sastra juga dibentuk oleh masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan
sistem dan nilai dalam masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman bahwa
sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan
masyarakatnya; dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra
dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya (Soemanto, 1993). Konsep
dasar sosiologi sastra sebenarnya sudah dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles
yang mengajukan istilah ‘mimesis’, yang menyinggung hubungan antara sastra dan
masyarakat sebagai ‘cermin’.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
hubungan kosepsi dasar sosiologi ?
2.
Bagaimanakah
ciri dan manfaat hubungan konsepsi sastra ?
3.
Siapa
saja tokoh yang menghubungkan teori konsepsi sastra dengan masyarakat?
1.3 Tujuan
Penulisan
a. Mengetahui konsepsi dasar sosiologi.
b. Mengentahui konsepsi dasar sastra.
Bab
II
PEMBAHASAN
1.
Hubungan
Pada umumnya, pengarang juga merupakan warga masyarakat dimana ia berdomisili. Banyak karya-karya sastra yang menngungkapkan perasaan masyarakat. Hubungan sastra dengan masyarakat lebih bersifat deskriptif, simbolik, dan bermakna.
2. Konsep
Sastra merupakan institusi sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra seperti pada sastra tradisional yaitu simbolisme dan mantra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat. Kehidupan ini sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun kadang karya sastra meniru alam dan dunia subjektif manusia. Penyair merupakan warga masyarakat yang memiliki status khusus. Penyair mendapatkan pengakuan dan penghargaan masyarakat dan mempunyai massa walaupun secara teoritis. Dari aktifitas manusia yang saling berkaitan inilah dapat dilihat hubungan antara cara produksi dengan sastra.
3.
Ciri-ciri hubungan konsepsi sastra dan masyarakat
1. Sastra dipelajari sebagai dokumen sosial dan potret kenyataan sosial sebagai suatu pendekatan.
2. Sastra terjadi dalam konteks sosial.
3. Sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan
bermasyarakat.
4. Sastra hanya berkaitan secara tidak langsung dengan situasi ekonomi, politik, sosial yang konkret.
4. Sastra hanya berkaitan secara tidak langsung dengan situasi ekonomi, politik, sosial yang konkret.
5. Memakai istilah-istilah yang mengacu pada integrasi sistem
budaya dan keterkaitan antara berbagai aktivitas manusia.
6. Aktifitas, pernyataan dan keputusan dalam hidup pengarang tidak boleh dicampuradukkan dengan implikasi sosial karya mereka.
4.
Manfaat Hubungan konsepsi sastra dan masyrakat
1. Menunjukkan apa peran kelompok-kelompok dalam masyarakat terhadap sastra.
2. Mendikte kaitan dan dampak yang seharusnya ada.
3. Membuat pengkhususan dan klasifikasi.
4. Mengetahui bagaimana cerminan proses sosial.
5. Sebagai dokumen sosial yang dipakai untuk mengutaikan ikhtisar sejarah sosial.
4. Tokoh
1. P.N. Sakulin
Yang membahas sastra Rusia berdasarkan perbedaan yang teliti
antara sastra petani, kaum borjuis, alangan intelek demokratis, dan kelompok-kelompok
lain termasuk kelas proletar yang revolusioner
2. Tomars
Memformulasikan tentang permasalahan studi sastra yang
menyiratkan atau merupakan masalah sosial
3. Ashley Thomdikc
Yang menegaskan tentang konsep cetakan abad ke sembilan
dengan menonjolnya spesialisasi.
4. Kohn-Bramsdedt
Mengungkapkan tentang pengetahuan struktur masyarakat yang
dapat menyelidiki reproduksi sosial dalam karya sastra.
5. Contoh
Didalam Roman Siti Nurbaya karya Marah Rusli muncul adat Minangkabau yang sangat kuat. Suatu adat yang tidak bisa dilupakan oleh Samsul Bahri walaupun ia harus menempuh pendidikan di luar pulau. Selain hal diatas, dalam Roman Siti Nurbaya juga terdapat stratifikasi sosial. Kekuasaan diktator para penjajah membuat rakyat biasa menjadi tertekan dalam kesehariannya.
6. Karya Sastra dan Dunia Sosial
Sebagai bahasa, karya
sastra sebenarnya dapat dibaawa kedalam keterkaitan yang kuat dengan dunia
sosisal tertentu yang nyata, yaitu lingkungan sosial tempat dan waktu bahasa
yang digunakan oleh karya sastra itu hidup dan berlaku.
·
Dari
Tulisan ke Dunia Sosial
Ricoeur (1981)
mengemukakan bahwa sebagai tulisan karya sastra memeang mengambil jarak dari
situasi dan kondisi nyata yang menjadi lingkungan produksinya. Sebagai tulisan,
karya sastra tidak lagi mengacu pada pengarang dan pembaca serta situasi dan
kondisi asalnya. Karya sastra sebagai tulisan, mampu melampaui situasi dan
kondisi tersebut untuk memasuki situasi dan kondisi yang hidup salam ruang dan
waktu yang berbeda dari situasi dan kondisi asal karya sastra tersebut. Namun,
kenyataan tersebut tidak dengan sendirinya berarti bahwa karya sastra tidak
memiliki acuan dalam kenayataan. Hanya saja, acuan karya sastra itu tidak lagi
terarah pada dunia sosial yang nyata, melainkan dunia sosial yang mungkin.
·
Dari
Bahasa ke Dunia Sosial
Penyimpangan sastra
terhadap kaidah-kaidah sastra yang dianggap umum tidak dengan sendirinya
berarti bahwa hal tersebut sama sekali dapat melepaskan diri dari kaidah-kaidah
bahasa yang disimpaninya. Teori-teori semiotika, misalnya, teori Ronald Roland
Barthes (1972), menyebutkan sastra sebagai suatu sistem semiotik tatanan ke dua
yang dibangun atas dasar bahasa sebagai sistem simiotik tatanan pertama.
·
Dari
Rekaan, Imajinasi ke Dunia Sosial
Dunia sosial pada
dasarnya adalah dunia yang berbeda diluar dan melampaui dunia pengalaman
langsung. Dalam kenyataan pengalaman langsung tidak ada masyarakat atau tatanan
sosial, yang ada hanyalah individu dan aneka objek yang tidak bertalian satu
dengan yang lainnya. Bila karya sastra dipahami sebagai sesuatu yang fiktif dan
imajinasi, dunia sosial pun begitu. Beneict Andersoon (1991) berbicara mengenai
komunita-komunitas yang dibayangkan atau diimajinasikan (imagined communties).
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Sastra merupakan institusi sosial yang memakai medium bahasa.
Teknik-teknik sastra seperti pada sastra tradisional yaitu simbolisme dan mantra bersifat sosial karena merupakan
konvensi dan norma masyarakat. Kehidupan ini sebagian besar terdiri dari
kenyataan sosial, walaupun kadang karya sastra meniru alam dan dunia subjektif
manusia. Penyair merupakan warga masyarakat yang memiliki status khusus.
Penyair mendapatkan pengakuan dan penghargaan masyarakat dan mempunyai massa
walaupun secara teoritis.
3.2 SARAN
Untuk menpraktikan
setiap karya sastra yang ada agar terlihat pemahaman pada teori yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Faruk . 2010. Pengantar Sosiologi Sastra. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Navigation
terima kasih brother !
BalasHapuscukup lengkap dan membantu..terima kasih,,,,silahkan kunjungi balik di sini ya gan..terima kasih
BalasHapuscukup lengkap dan membantu..terima kasih,,,,silahkan kunjungi balik di sini ya gan..terima kasih
BalasHapus