Recent post
Archive for 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sosiologi sastra sebagai suatu jenis pendekatan
terhadap sastra memiliki paradigma dengan asumsi dan implikasi epistemologis
yang berbeda daripada yang telah digariskan oleh teori sastra berdasarkan
prinsip otonomi sastra. Penelitian-penelitian sosiologi sastra menghasilkan
pandangan bahwa karya sastra adalah ekspresi dan bagian dari masyarakat, dan
dengan demikian memiliki keterkaitan resiprokal dengan jaringan-jaringan sistem
dan nilai dalam masyarakat tersebut (Soemanto, 1993; Levin, 1973:56). Sebagai
suatu bidang teori, maka sosiologi sastra dituntut memenuhi
persyaratan-persyaratan keilmuan dalam menangani objek sasarannya.
Konsep sosiologi sastra didasarkan pada dalil bahwa karya sastra ditulis oleh
seorang pengarang, dan pengarang merupakan a salient being, makhluk
yang mengalami sensasi-sensasi dalam kehidupan empirik masyarakatnya. Dengan
demikian, sastra juga dibentuk oleh masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan
sistem dan nilai dalam masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman bahwa
sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan
masyarakatnya; dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra
dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya (Soemanto, 1993). Konsep
dasar sosiologi sastra sebenarnya sudah dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles
yang mengajukan istilah ‘mimesis’, yang menyinggung hubungan antara sastra dan
masyarakat sebagai ‘cermin’.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
hubungan kosepsi dasar sosiologi ?
2.
Bagaimanakah
ciri dan manfaat hubungan konsepsi sastra ?
3.
Siapa
saja tokoh yang menghubungkan teori konsepsi sastra dengan masyarakat?
1.3 Tujuan
Penulisan
a. Mengetahui konsepsi dasar sosiologi.
b. Mengentahui konsepsi dasar sastra.
Bab
II
PEMBAHASAN
1.
Hubungan
Pada umumnya, pengarang juga merupakan warga masyarakat dimana ia berdomisili. Banyak karya-karya sastra yang menngungkapkan perasaan masyarakat. Hubungan sastra dengan masyarakat lebih bersifat deskriptif, simbolik, dan bermakna.
2. Konsep
Sastra merupakan institusi sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra seperti pada sastra tradisional yaitu simbolisme dan mantra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat. Kehidupan ini sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun kadang karya sastra meniru alam dan dunia subjektif manusia. Penyair merupakan warga masyarakat yang memiliki status khusus. Penyair mendapatkan pengakuan dan penghargaan masyarakat dan mempunyai massa walaupun secara teoritis. Dari aktifitas manusia yang saling berkaitan inilah dapat dilihat hubungan antara cara produksi dengan sastra.
3.
Ciri-ciri hubungan konsepsi sastra dan masyarakat
1. Sastra dipelajari sebagai dokumen sosial dan potret kenyataan sosial sebagai suatu pendekatan.
2. Sastra terjadi dalam konteks sosial.
3. Sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan
bermasyarakat.
4. Sastra hanya berkaitan secara tidak langsung dengan situasi ekonomi, politik, sosial yang konkret.
4. Sastra hanya berkaitan secara tidak langsung dengan situasi ekonomi, politik, sosial yang konkret.
5. Memakai istilah-istilah yang mengacu pada integrasi sistem
budaya dan keterkaitan antara berbagai aktivitas manusia.
6. Aktifitas, pernyataan dan keputusan dalam hidup pengarang tidak boleh dicampuradukkan dengan implikasi sosial karya mereka.
4.
Manfaat Hubungan konsepsi sastra dan masyrakat
1. Menunjukkan apa peran kelompok-kelompok dalam masyarakat terhadap sastra.
2. Mendikte kaitan dan dampak yang seharusnya ada.
3. Membuat pengkhususan dan klasifikasi.
4. Mengetahui bagaimana cerminan proses sosial.
5. Sebagai dokumen sosial yang dipakai untuk mengutaikan ikhtisar sejarah sosial.
4. Tokoh
1. P.N. Sakulin
Yang membahas sastra Rusia berdasarkan perbedaan yang teliti
antara sastra petani, kaum borjuis, alangan intelek demokratis, dan kelompok-kelompok
lain termasuk kelas proletar yang revolusioner
2. Tomars
Memformulasikan tentang permasalahan studi sastra yang
menyiratkan atau merupakan masalah sosial
3. Ashley Thomdikc
Yang menegaskan tentang konsep cetakan abad ke sembilan
dengan menonjolnya spesialisasi.
4. Kohn-Bramsdedt
Mengungkapkan tentang pengetahuan struktur masyarakat yang
dapat menyelidiki reproduksi sosial dalam karya sastra.
5. Contoh
Didalam Roman Siti Nurbaya karya Marah Rusli muncul adat Minangkabau yang sangat kuat. Suatu adat yang tidak bisa dilupakan oleh Samsul Bahri walaupun ia harus menempuh pendidikan di luar pulau. Selain hal diatas, dalam Roman Siti Nurbaya juga terdapat stratifikasi sosial. Kekuasaan diktator para penjajah membuat rakyat biasa menjadi tertekan dalam kesehariannya.
6. Karya Sastra dan Dunia Sosial
Sebagai bahasa, karya
sastra sebenarnya dapat dibaawa kedalam keterkaitan yang kuat dengan dunia
sosisal tertentu yang nyata, yaitu lingkungan sosial tempat dan waktu bahasa
yang digunakan oleh karya sastra itu hidup dan berlaku.
·
Dari
Tulisan ke Dunia Sosial
Ricoeur (1981)
mengemukakan bahwa sebagai tulisan karya sastra memeang mengambil jarak dari
situasi dan kondisi nyata yang menjadi lingkungan produksinya. Sebagai tulisan,
karya sastra tidak lagi mengacu pada pengarang dan pembaca serta situasi dan
kondisi asalnya. Karya sastra sebagai tulisan, mampu melampaui situasi dan
kondisi tersebut untuk memasuki situasi dan kondisi yang hidup salam ruang dan
waktu yang berbeda dari situasi dan kondisi asal karya sastra tersebut. Namun,
kenyataan tersebut tidak dengan sendirinya berarti bahwa karya sastra tidak
memiliki acuan dalam kenayataan. Hanya saja, acuan karya sastra itu tidak lagi
terarah pada dunia sosial yang nyata, melainkan dunia sosial yang mungkin.
·
Dari
Bahasa ke Dunia Sosial
Penyimpangan sastra
terhadap kaidah-kaidah sastra yang dianggap umum tidak dengan sendirinya
berarti bahwa hal tersebut sama sekali dapat melepaskan diri dari kaidah-kaidah
bahasa yang disimpaninya. Teori-teori semiotika, misalnya, teori Ronald Roland
Barthes (1972), menyebutkan sastra sebagai suatu sistem semiotik tatanan ke dua
yang dibangun atas dasar bahasa sebagai sistem simiotik tatanan pertama.
·
Dari
Rekaan, Imajinasi ke Dunia Sosial
Dunia sosial pada
dasarnya adalah dunia yang berbeda diluar dan melampaui dunia pengalaman
langsung. Dalam kenyataan pengalaman langsung tidak ada masyarakat atau tatanan
sosial, yang ada hanyalah individu dan aneka objek yang tidak bertalian satu
dengan yang lainnya. Bila karya sastra dipahami sebagai sesuatu yang fiktif dan
imajinasi, dunia sosial pun begitu. Beneict Andersoon (1991) berbicara mengenai
komunita-komunitas yang dibayangkan atau diimajinasikan (imagined communties).
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Sastra merupakan institusi sosial yang memakai medium bahasa.
Teknik-teknik sastra seperti pada sastra tradisional yaitu simbolisme dan mantra bersifat sosial karena merupakan
konvensi dan norma masyarakat. Kehidupan ini sebagian besar terdiri dari
kenyataan sosial, walaupun kadang karya sastra meniru alam dan dunia subjektif
manusia. Penyair merupakan warga masyarakat yang memiliki status khusus.
Penyair mendapatkan pengakuan dan penghargaan masyarakat dan mempunyai massa
walaupun secara teoritis.
3.2 SARAN
Untuk menpraktikan
setiap karya sastra yang ada agar terlihat pemahaman pada teori yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Faruk . 2010. Pengantar Sosiologi Sastra. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Assalamualaikum.. semoga masih diberikan kesehatan untuk kita semua.
Langsung saja, kali ini saya akan membagikan lisensi avast! internet security dari 2014 sampai 2016. Memang tidak diragukan lagi jika avast! banyak yang mencari. bahkan Indonesia adalah pengguna terbesar di daerah ASEAN.
Screenshoot avast! internet security 2014 terbaru
Download avast! internet security
DOWNLOAD LICENCE HERE
Assalamualaikum..wr..wb
Kali ini saya akan berbagi tutorial lengkap cara menjadikan PC bening alias Full glass.
Screenshoot Tema saya menggunakan Karakter Idola.
Mikasa Achkerman (Shingeki no Kyojin)dan YOONA SNSD.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCm7ZNAi6rqIgVBLUKrX6rnSvhGFtNOdgrrQyInVcqH-uBdmxkPXu4byNP50ZSjgXamDcMLpwgAaZUgsg-IyoGtnqu5grJ4JPRYEo3IIW4JVKGLPRyMKU0gSNS_HgcpAAgTHktBVax4g/s640/y.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDiW_0n5RUYgeqqXVxhBcZHGXOUhUiTM7r69ERxWMbUz6q1lRgUNFVvrKaIWsUKpd3mlyLeGl6f9WTs_mOF4LiY6VPpBftwzPnI3-E0TgMfh71WSbZOKkdEGgCq43Ugj-dt4vyufcyZQ/s640/Secreen+shoot.png)
DOWNLOAD TUTORIALNYA
Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah pohon berdaun le bar atau dibawah tanaman berkayu. Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak .
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa miselium yang disimpan di tempat yang redup, jumlahnya lebih banyak disbanding di temapat yang terang dari cahaya matahari yang penuh.
Miselium adalah jaringan yang didalamnya kumpulan dari hifa jamur. Miselium dapat tumbuh pada sel dinding kayu dengan melakukan penetrasi pada dinding sel kayu dengan cara melubanginya.
Proses penetrasi dinding sel kayu dibantu oleh enzim pemecah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang dihasilkan oleh jamur melalui ujung benang-benang miselium. Enzim tersebut mencerna senyawa kayu sekaligus memanfaatkannya sebagai sumber (zat) makanan.
Syarat Tumbuh JamurTiram
IKLIM
1. Temperature
Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28 °C, artinya kisaran temperature normal untuk pertumbuhannya. Waluapun begitu, dengan temperature di bawah 23 °C, miselium jamur masih dapat tumbuh meskipun memerlukan waktu yang lebih lambat.
Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang bentuk seperti cangkang tiram, memerlukan kisaran suhu antara 13-15 °C selama 2 samapai 3 hari.
Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang berarti pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka waktu yang diperlukan akan lama.
Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh pada rentang suhu 12-37,8 °C.
2. Kelembapan
Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur.
Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu, bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman.
Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85%.
3. Cahaya
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman.
Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.
4. Udara
Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan secara baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil dibandingkan tangkainya.
5. Derajat Keasaman (pH)
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit asam, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organic.
Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif. Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).
MEDIA TANAM
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau
garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar
matahari atau listrik. Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang digunakan
berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi
media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula
(tepung-tepungan), kapur, pupuk P, dan air.
1. Nutrisi
Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan nitrogen, fosfor, dan nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga diperlukan sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan disbanding dengan nitrogen.
Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk pembentukan dinding sel jamur.
2. Kehadiran Mikroorganisme lain
Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram. Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh dengan optimal.
Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organism disekitarnya.
Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media tanam dari kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak diharapkan.
KETINGGIAN TEMPAT
Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur didataran rendah tidak mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan jamur.
PEMBIBITAN
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh dari petani jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses ini sangat rentan terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa menggunakan laminar flow atau transfer box.
ALAT DAN BAHAN
Untuk membudidayakan jamur tiram, diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
• Kompor minyak tanah
• Drum berdiameter 80 cm, tinggi 96 cm
• Rak, dengan luas 3m²
• pH meter
• Thermometer
• Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci sebanyak 300 buah
• Cincin
• Lampu spirtus, dengan volume 30 liter
• Baskom plastic
• Sekpo
• Serbuk kayu albasia sebanyak 10,5 kg
• Dedak halus sebanyak 21 kg
• Tepung jagung sebanyak 0,6 kg
• TSP murni 1 kg
• Kapur 3 buah
• Bibit jamur F3 sebanyak 3 buah
• Alcohol 95% sebanyak 1 liter
• Kantung plastic transparan (20x35x0,5) cm sebanyak 300 buah
• Kertas roti 10 x 10 sebanyak 300 buah
• Karet gelang tahan panas 600 buah
• Air sumur 30 liter
PEMBUATAN JAMUR TIRAM
Adapun proses pembuatan jamur tiram adalah sebagai berikut
1. Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang karena dapat merusak plastic substrat.
2. Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom plastic. Aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan. Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai berikut :
• Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg
• Tepung jagung 0,6 kg
• Dedak halus 21 kg
• TSP 1 kg
• Kapur 3 buah
Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur.
3. Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic bagian bawah ditusuk jari telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan dipadatkan bisa duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat.
4. Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.
5. Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic tersebut dengan karet tahan panas.
6. Tutup mulut log tersebut dengan kapaskemudian tutup lagi dengan kertas, lalu diikat lagi dengan karet.
7. Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.
8. Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih.
9. Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman bibit.
10. Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya:
- Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup
- Semprot isi ruangan dengan alcohol 95%
- Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol 95%
- Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi disimpan di depan dekat tangan kiri. Bibit yang akan ditanamkan disimpan di depan dekat tangan kanan. Antara media yang akan ditanami dan bibit, disimpan lampu spirtus.
- Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media.
- Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media.
- Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu spirtus.
- Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas.
- Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti.
11. Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.
12. Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.
13. Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka.
14. Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer.
15. Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.
PENYIMPANAN LOG
Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan, masa tanam jamur tiram tidak tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat. Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan miselium dan tubuh buah.
Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur tiram skala besar atau di dalam bangunan semi permanen.
Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m² yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m². jarak antara petak 40-60 cm. di dalam setiap petakan dibuat rak-rak yang tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu.
Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari log tidak tumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.
PANEN
• Ciri dan Umur Panen
Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muuda. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal saat 2-3 hari setelah tumbuh bakal tubuh buah.
• Cara Panen
Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang yang tersisa dapat mengalami kebusukan. Potong jamur dengan pisau yang bersih dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan tumpukan setinggi 15 cm.
• Periode Panen
Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali, tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/Panduan-Budidaya-Jamur-Tiram-dan-Penjelasan-Tata-caranya.html